Baby Blues


Assalamualaikum Moms

Kali ini saya mau sharing pengalaman saya setelah melahirkan. Pertama-tama saya ingin memperkenalkan diri terlebih dahulu, Nama saya Wardah, umur saya sekarang 25 tahun. Saya lulus kuliah tahun 2017 dan menikah pada usia 22 tahun. Waktu itu saya sedang menyusun skripsi. 



Kenapa saya menikah sebelum lulus kuliah? Yah, karena mungkin sudah waktunya Allah kasih jodoh sebelum lulus kuliah. Dan alhamdulillah ketika sudah menikah pun tidak mengganggu skripsi dan saya lulus tepat waktu.

Setelah menikah kurang dari sebulan saya dinyatakan hamil. Sejujurnya antara percaya dan nggak percaya saya hamil, sempat kaget juga karena saya waktu itu kayak belum siap gitu punya anak, perasaan saya berkecamuk, takut saya  tidak bisa mengurus anak saya nantinya.

Saya memang pasrah saja sama Allah soal anak dan tidak mau menunda-nunda, jika allah kasih secepat ini, yaaa....kami sangat bersyukur meskipun tadinya tidak mengira akan secepat ini.

So... Dengan berjalan nya waktu perut saya semakin membesar. Saya sempat mual-mual ketika kehamilan saya menginjak 4 bulanan. Pokoknya ibu-ibu yang sudah merasakan hamil pasti tahu rasanya bagaimana, makan apapun serba salah hehehe....Tapi ketika menginjak 6-9 bulan, nafsu makan jadi bertambah, pengennya makan terus dan ngemil.

Di fase inilah perasaan campur aduk, antara bahagia dan deg-degan juga. Bahagia nya, karena akan bertemu sang buah hati yang diprediksi anaknya perempuan. Rasanya, saya sudah tidak sabar, excited banget dengan kehadiran anak saya.

Dan yang saya takutkan ketika menjelang lahiran, perasaan saya deg -degan, pikiran saya kemana-mana. Dalam lubuk hati saya berkata "gimana nanti saya pas lahiran?apakah saya bisa kuat bertahan atau meninggal?"  Itulah pikiran aneh saya ketika menjelang lahiran.

Tibalah saatnya hari yang menegangkan itu datang...

Beberapa hari sebelum melahirkan, ketika bangun tidur kok saya merasa kasur basah dan saya kira, saya" ngompol" kemudian keesokan harinya saya langsung kebidan yang terdekat dengan rumah untuk mengecek kehamilan. Dan bidan nya bilang "bu itu semalem air ketuban, insyaallah inimah gak lama lagi bu, mungkin minggu ini ibu lahiran".

Setelah mendengar perkataan bidan tadi, saya sudah sangat tidak sabar menanti kehadiran buah hati saya. saya terus mengelus-elus perut dan bicara ke anak saya yang masih dalam perut "sayang.. cepet keluar ya nak.. umi sama abi ga sabar pengen liat dede".

Setelah itu, dua hari setelah air ketuban pecah, saya mengalami flek ada darah sedikit yang keluar dari jalan lahir saya. Kemudian saya langsung periksa. Ternyata, sudah pembukaan 2. Karena rumah saya dekat dari kliniknya. Jadi bidan menyarankan untuk pulang saja dulu. Jika sudah merasakan mules-mules baru keklinik lagi.

Tepat pukul 11 malam, malam senin, saya merasakan mules yang amat sangat sakit, rasanya pengen BAB terus tapi tidak keluar-keluar. Lalu, jam 01.00 malam saya dibawa ke klinik naik angkot, karena saya sudah tidak kuat untuk naik motor dan jalan.

Akhirnya, waktu yang ditunggu-tunggu itu pun datang. alhamdulillah anak saya lahir normal tepat di hari senin jam 7.00pagi. meskipun saya harus merasakan mules dari jam 11 sampai subuh tidak tidur, hati tidak tenang, dan tidak lupa terus berzikir Minta pertolongan Allah. Lalu anak kami, diberi nama "Jasmine Nur Azkadina Putri". Semoga Allah menjadikan anak kami, anak yang sholeha, berbakti kepada orangtua, nusa, bangsa dan agama. Aamiin...

Sedikit cerita mengenai proses persalinan saya. Jadi, ketika proses melahirkan itu, saya tidak kuat mengejan, sampai-sampai perut saya didorong sama 2 asisten bidan dan jalan lahir saya di sobek, di jahit sampai saya mengalami pendarahan dan sempat tidak sadarkan diri beberapa detik. Tapi, semua itu terbayarkan ketika melihat dan mendengar teriakan bayi yang ada disamping saya. Saya sangat bersyukur kepada Allah karena masih diberi kesempatan untuk hidup dan melihat buah hati saya. Ucap syukur ku padaMu ya rabbi.

Dan ketika badan saya masih sakit dengan jahitan yang tidak terhitung berapa jahitan, wajah saya yang terlihat pucat sampai satu bulanan. Saat itu, saya juga harus menyusui anak, harus begadang tiap hari karena anak saya bangun setiap 2 jam sekali minta nenen. Mau tidak mau ya saya harus bangun untuk memberi asi. Bersyukurnya saya karena dikelilingi keluarga yang sangat baik dan suami yang perhatian, yang membantu mengurus saya dan si kecil.

Alhamdulillah ketika saya melahirkan, saya didampingi suami dan keluarga. Suami saya dapat cuti melahirkan selama 1 minggu. Dan selama cuti itu dia sangat perhatian. Saya sangat melihat ketulusan dia ketika ada disamping saya, melihat perjuangan saya dalam melahirkan sang buah hati.

            Untukmu suamiku "Terimakasih atas perhatian dan kasih sayangmu, hal itu sangat berarti untukku❤️."           

Seminggu sudah anak saya lahir, suami pun sudah mulai berangkat kerja lagi dan kami berdua sementara LDR jakarta-bogor. Tak apa, karena seminggu sekali ia akan ke bogor lagi menemui saya dan jasmine anak kami.

Hari demi hari ku lewati dengan sang buah hati, saya sangat bahagia sekali, tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Apalagi melihat perkembangan anak saya yang semakin hari semakin pintar, lucu dan menggemaskan. Tetapi, pada suatu hari, entah kenapa saya merasa hampa, sepi, dan sedih. Saya melihat diri saya kok jadi begini ya...  Banyak perubahan dari diri saya. Mulai dari tubuh saya yang melebar, ditambah luka jahitan yang belum kering,ditambah lagi puting saya berdarah dan lecet serta banyak pantangan-pantangan yang membuat saya jadi stres dan jenuh. Tidak boleh ini tidak boleh itu dan bla..bla...blaa...

Saya sempat menangis sendiri di kamar dan ketika itu anak saya juga sedang menangis. Entah apa yang terjadi dalam diri saya, yang biasanya ketika anak menangis saya langsung gendong dan kasih asi. Kali ini tidak, saya hanya menatap anak saya beberapa detik , melihat tangisannya, merasa ia adalah beban di hidup saya dan saya sempat tidak mau dekat dengannya. saya pun ikut menangis. Susah untuk dijelaskan apa yang terjadi pada diri saya. Lalu ketika anak saya sudah lama menangis, saya memangku dan memberikan asi, disitu saya tiba-tiba nangis lagi. Dalam lubuk hati saya, saya bilang " oh gini ya ternyata menjadi seorang ibu, ujian seorang ibu sangatlah berat, saya takut tidak bisa merawat anak saya dan takut tidak bisa menjadi ibu yang baik untuk anak saya" itulah pikiran saya waktu itu, merasa tidak percaya diri, cepat lelah dan emosi. Saya terus beristigfar memohon ampun kepada Allah. Dan berdoa Ya rabb kuatkan hamba dalam merawat anak hambašŸ¤², engkau telah menitipkannya kepadaku dan aku harus menjaganya baik-baik.

Suatu ketika, saya melihat postingan di social media (Fb & ig) tentang baby blues. Ada seorang ibu muda yang baru saja melahirkan lalu membunuh anak kandungnya sendiri yang diduga karena baby blues. Kemudian saya baca-baca. Apa sih baby blues itu?baby blues adalah perasaan yang sangat sedih di hari-hari setelah bayi lahir. Dan katanya ini memang rentan bagi ibu yang baru melahirkan.

Lalu saya berpikir. Apakah saya terkena baby blues???? Jawabannya " yap betul, saya terkena baby blues syndrom." Baby blues ini masih tahap normal karena memang new mom harus berusaha menyesuaikan perubahan-perubahan sebagai seorang ibu. Tapi jika tidak terkontrol bisa menjadi parah bahkan bisa terkena syndrom PPD (Post partrum depression). Setelah tahu bahwa saya kena baby blues. Saya langsung cerita sama suami, dan suami pun mengerti keadaan saya dan apa yang sedang saya alami. Dia memaklumi bahwa jadi new mom itu tidak mudah dan harus mendapat dukungan,perhatian dari keluarga dan orang terdekat. Karna new mom itu butuh penyemangat agar tetap waras dan  menikmati masa-masa indah bersama sikecil.

Setelah itu, saya bertekad pada diri saya sendiri. Saya harus kuat, sabar, ikhlas lillahi ta'ala merawat anak saya dan tanamkan rasa bersyukur karena Allah telah memberikan keturunan untuk saya, bayi kecil yang sangat berharga.

Pesan saya untuk semua new mom "sebaiknya setelah menikah, yang belum dikaruniai anak, yang sedang menanti buah hati atau yang sedang hamil. Kita harus mempersiapkan diri kita terlebih dahulu, mental dan fisik yang kuat  agar terhindar dari baby blues dan jangan lupa berdoa dan beribadah".



"Salam sayang dan peluk untuk semua bunda yang sedang berjuang"



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menerima Takdir

10 Tempat Wisata di Bandung Yang Hits dan Instagramable

Kehidupan Setelah Berkeluarga